Ganggang Hijau Biru (Cyanobacteria)

Dari namanya, Cyanobacteria merupakan bakteri yang berwarna cyan atau hijau kebiruan. Tetapi mengapa disebut dengan ganggang hijau biru? Ternyata ketika pertama kali ditemukan, organisme ini disangka sebagai ganggang karena memiliki banyak kemiripan dengan ganggang hijau. Karena sudah terlanjur populer dengan istilah ganggang hijau biru, maka nama ini masih sering digunakan meskipun secara ilmiah salah. [1] Salah satu hal yang menarik dari Sianobakteri adalah organisme ini berperan dalam kejadian besar dalam sejarah bumi ini, yaitu kejadian oksidasi hebat (Great Oxidation Event) yang terjadi 2,3 milyar tahun yang lalu. Kejadian ini merubah komposisi atmosfer menjadi lebih banyak oksigen, yang beracun bagi organisme anaerob obligat. Pada waktu itu, organisme yang mendominasi bumi adalah organisme anaerob, sehingga kejadian oksidasi hebat ini mungkin adalah kejadian kepunahan massal yang pertama kali terjadi di bumi ini. [2]

Daftar isi

Bab ini membahas (1) ciri-ciri; dan (2) anggota filum Cyanobacteria.

Ciri-Ciri Ganggang Hijau Biru

Ganggang hijau biru merupakan kelompok prokariota yang heterogen, ada yang uniseluler, berbentuk benang (berfilamen), dan ada juga yang berkoloni. Seperti semua prokariota, Sianobakteri tidak memiliki nukleus yang terbungkus membran, mitokondria, aparatus golgi, kloroplas, dan retikulum endoplasma.

Sianobakteri hanya mengandung satu jenis klorofil, yaitu klorofil a sebagai pigmen warna hijau. Sebagai tambahan, organisme ini mengandung fikosianin yang merupakan pigmen warna biru. Kombinasi klorofil a dan fikosianin inilah yang membuat karakter warna hijau-biru, yang menjadi dasar penamaan Sianobakteri sebagai ganggang hijau-biru. Namun demikian, beberapa jenis Sianobakteri memiliki pigmen warna yang lain seperti fikoeritrin dan karoten. Ini membuat beberapa spesies dapat berwarna hijau, cokelat, kuning, hitam, atau merah. [3] Adanya klorofil ini membuat Sianobakteri mampu melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen.

Ganggang hijau biru bisa dikatakan sebagai kelompok mikroorganisme paling sukses di bumi. Mereka adalah organisme yang paling beragam secara genetik. Sianobakteri menempati berbagai habitat di semua lintang, tersebar luas di air tawar, laut, dan ekosistem darat, dan mereka ditemukan dalam relung yang paling ekstrim seperti sumber air panas, pabrik garam, dan teluk yang memiliki kadar garam sangat tinggi (hypersaline). Sianobakteri yang fotoautotrof dan penghasil oksigen ini menciptakan kondisi di atmosfer awal bumi yang mengarahkan evolusi dari metabolisme aerobik dan fotosintesis eukariotik. Sianobakteri memenuhi fungsi vital ekologi dari laut dunia, menjadi kontributor penting bagi persedian karbon dan nitrogen global. [4]

Sianobakteri dapat mengikat nitrogen bebas di atmosfer dalam kondisi aerobik menggunakan sel khusus yang disebut heterosista (heterocyst). Spesies pembentuk heterosista adalah spesies yang khusus untuk mengikat nitrogen dan mampu mengikat gas nitrogen menjadi amonia (NH3), nitrit, dan nitrat. Zat ini kemudian dapat diserap tumbuhan dan diubah menjadi protein dan asam nukleat (kita tahu bahwa nitrogen bebas tidak bisa digunakan oleh tumbuhan). Sianobakteri pengikat nitrogen seperti Anabaena dapat menyediakan penyubur alami untuk sawah padi, sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk pada sawah. [5]

anabaena-heterosista
Anabaena-heterosista | Photo by Bdcarl is licensed under CC-BY-SA-3.0

Sianobakteri berkembang biak secara aseksual, dapat dengan pembelahan biner atau berganda pada spesies uniseluler dan berkoloni, atau dengan fragmentasi dan pembentukan spora (endospora) pada spesies yang berfilamen. Pada kondisi yang baik, Sianobakteri dapat berkembang biak dengan tingkat yang sangat cepat (eksplosif), membentuk konsentrasi padat yang disebut dengan blooms. Blooms ganggang hijau biru dapat memberikan warna pada air, seperti contoh pada kolam terdapat bayangan hijau buram. Blooms ini dapat meliputi ratusan mil persegi ketika terpapar fosfat dan nitrogen, yang akhirnya mati dan membusuk, dan meninggalkan lingkungan yang kekurangan oksigen (hipoksik) yang dapat membunuh kehidupan di air. [6]

cyanobacteria-bloom
Cyanobacteria bloom | Photo by NASA is not licensed (Public Domain)

Anggota Filum Ganggang Hijau Biru

Saat ini taksonomi Cyanobacteria masih dalam proses revisi, namun sudah dikenal ordo-ordo anggota filum ini, yaitu: [5]

  • Chroococcales
  • Gloeobacterales
  • Nostocales
  • Oscillatoriales
  • Pleurocapsales
  • Stigonematales

Berikut ini adalah genus-genus yang umum pada ganggang hijau biru: [7]

Cyanobacteria yang Tidak Berbentuk filamen:

  • Chroococcus, sel berbentuk bulat dan membentuk kelompok (kluster) dari 2 - 16 sel.
  • Gloeocapsa, sel berbentuk bulat atau setengah bulat. Sel mensekresikan selubung tidak berwarna atau kuning-coklat.
chroococcus
Chroococcus | Photo by Kristian Peters is licensed under CC-BY-SA-3.0

Cyanobacteria yang Berbentuk filamen (trichome):

  • Oscillatoria, bergerak dengan osilasi, berbentuk benang yang sangat tebal yang tersusun dari sel-sel berbentuk seperti piringan.
  • Nostoc, memiliki bentuk menyerupai untaian manik-manik, dalam untaian itu terdapat sel berukuran lebih besar yang disebut heterosista.
  • Anabaena, memiliki bentuk menyerupai untaian manik-manik dan memiliki heterosista. Genus ini terkenal akan kemampuannya mengikat nitrogen dan hidup bersimbiosis dengan beberapa jenis tumbuhan.
  • Stigonema, berbentuk filamen yang bercabang dan juga memiliki heterosista.
oscillatoria
Oscillatoria | Photo by Kristian Peters is licensed under CC-BY-SA-3.0
nostoc
Nostoc | Photo by Kristian Peters is licensed under CC-BY-SA-3.0
Referensi
  1. Osterrieder, A., 2012, “Why are blue-green algae called cyanobacteria?,” Plant Cell Biology, http://www.plantcellbiology.com/2012/08/why-are-blue-green-algae-called-cyanobacteria/ (accessed December 6, 2015).
  2. University of Zurich, 2013, “Great Oxidation Event: More oxygen through multicellularity,” Science Daily, http://www.sciencedaily.com/releases/2013/01/130117084856.htm (accessed December 6, 2015).
  3. “Blue-green algae,” Encyclopædia Britannica Online, http://www.britannica.com/science/blue-green-algae (accessed December 6, 2015).
  4. Stewart, I., & Falconer, I. R., 2008, “Cyanobacteria and cyanobacterial toxins,” Oceans and human health: risks and remedies from the seas, Eds: Walsh, P. J., Smith, S. L., & Fleming, L. E., Academic Press.
  5. Wikipedia contributors, “Cyanobacteria,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Cyanobacteria&oldid=693429963 (accessed December 6, 2015).
  6. Boniface, M., 2015, “Cyanobacteria and Cyanotoxins,” MicrobeWiki, https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Cyanobacteria_and_Cyanotoxins (accessed December 6, 2015).
  7. Sutherland, D., “Quick-Guide to Common Genera of Freshwater Cyanobacteria,” National Institute of Water and Atmospheric Research, https://www.niwa.co.nz/sites/niwa.co.nz/files/import/attachments/cyanobacteria_blue-green_algae.pdf (accessed December 6, 2015).

Kutip materi pelajaran ini:
Kontributor Tentorku, 2015, https://www.tentorku.com/ganggang-hijau-biru-cyanobacteria/ (diakses pada 21 Nov 2024).

Materi pelajaran ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada Tentorku di akun fb/twitter/google kami di @tentorku.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan pembahasan.

Avatar photo
Tentorku

Penerbit Tentorku adalah penerbit artikel pendidikan online berkualitas. Tentorku percaya bahwa setelah proyek perpustakaan online ini selesai, Indonesia akan menjadi jauh lebih pintar! Semua konten tulisan, gambar, dan video pada situs ini adalah hak cipta Tentorku, kecuali dinyatakan khusus secara tertulis. Hak cipta dilindungi oleh DMCA dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Articles: 125