Filum Cnidaria merupakan kelompok hewan sejati (Eumetazoa) yang sudah memiliki jaringan sejati. Jaringan pada Cnidaria terbentuk dari dua lapisan embrionik (diploblastik), yaitu endoderm dan ektoderm. Cnidaria memiliki ciri khusus yang unik pada bentuk tubuhnya, yaitu berbentuk polip dan/atau medusa. Bentuk polip adalah bentuk yang menempel pada media dan tidak dapat bergerak (sesil), sedangkan medusa adalah bentuk yang dapat bergerak bebas (motil). Bentuk medusa ini sering kita sebut sebagai ubur-ubur (en: jellyfish). Filum Cnidaria dan filum Ctenophora dikelompokkan ke dalam kelompok Radiata karena memiliki bentuk simetri radial. Kedua filum ini juga dikelompokkan ke dalam kelompok Coelenterata karena memiliki rongga pencernaan (rongga gastrovaskuler) yang juga berfungsi sebagai rangka hidrostatik. Akan tetapi, kelompok Radiata maupun Coelenterata ini bukanlah takson resmi. [1]
Daftar isi
Bab ini membahas (1) Struktur tubuh; (2) Respirasi, saraf, pencernaan, dan ekskresi; (3) Reproduksi dan siklus hidup; serta (4) Klasifikasi Cnidaria.
Struktur Tubuh Cnidaria
Cnidaria dewasa dapat memiliki bentuk polip atau medusa, atau bergantian (keduanya). Cnidaria yang dapat berubah bentuk antara polip dan medusa sebagian besar ada pada kelas Hydrozoa. Bentuk polip adalah bentuk silindris yang menempel pada substrat (sesil). Karena Cnidaria tidak memiliki kepala, maka ujung-ujungnya disebut ujung oral (en: oral end) yang dekat dengan mulut, dan ujung aboral (en: aboral end) yang jauh dari mulut. Maka pada bentuk polip, ujung aboral menempel pada substrat, dan ujung oral menunggu mangsa untuk ditangkap oleh tentakelnya. Walaupun banyak polip bisa bergerak perlahan menggunakan otot pada ujung aboralnya, akan tetapi mereka lebih banyak diam. [1]
Bentuk medusa menyerupai bentuk polip yang lebih datar, dengan ujung oral di bagian bawah. Bentuk ini bergerak bebas (motil) dengan kombinasi melayang (hanyut) pasif dan kontraksi tubuhnya yang berbentuk lonceng. Pada ujung oralnya, tentakel medusa menggantung dengan arah ke bawah, berbeda dengan bentuk polip yang arah tentakelnya ke atas. Beberapa anggota filum Cnidaria hanya memiliki bentuk polip, beberapa hanya memiliki bentuk medusa, akan tetapi ada yang memiliki keduanya (bergantian) pada siklus hidupnya. Pada permukaan tentakel terdapat sel khusus yang memiliki fungsi utama untuk menangkap mangsa. Sel yang berisi organ sekresi racun ini disebut knidosit (en: cnidocyte) atau knidoblas (en: cnidoblast).
Filum Cnidaria merupakan kelompok hewan diploblastik. Cnidaria memiliki dua lapisan embrionik, yaitu ektoderm dan endoderm. Ektoderm akan menjadi lapisan jaringan luar, yaitu epidermis yang melindungi permukaan tubuh. Endoderm akan menjadi lapisan jaringan dalam, yaitu gastrodermis yang mensekresikan cairan pencernaan ke dalam rongga gastrovaskuler. Antara kedua jaringan tersebut dipisahkan oleh mesoglea, yaitu zat seperti gelatin (gel) yang setara dengan mesohil pada Porifera. Rongga gastrovaskuler ini berbeda dengan rongga tubuh (selom) yang diturunkan dari mesoderm. Oleh karena itu, Cnidaria merupakan hewan yang diploblastik, dan tentunya aselomata. [2]
Respirasi, Saraf, Pencernaan, dan Ekskresi
Cnidaria tidak memiliki organ respirasi. Kedua lapisan sel (epidermis dan gastrodermis) menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari air di sekelilingnya. Ketika air di dalam rongga gastrovaskuler sudah usang, maka air itu harus dikeluarkan, dan nutrisi yang belum terserap akan ikut dikeluarkan.
Hewan dari filum ini juga tidak mempunyai otak ataupun sistem saraf pusat. Mereka mempunyai jaring-jaring saraf tersebar (desentralisasi), yang mengandung neuron. Neuron ini menghasilkan sinyal untuk merespon berbagai jenis stimulus, neuron motorik untuk kontraksi otot, dan neuron penghubung.
Cnidaria memperoleh makanan dengan berbagai cara: sebagai predator, menyerap partikel organik yang terlarut, menyaring partikel makanan dari air, dan memperoleh nutrisi dari simbosis alga di dalam sel mereka. Sebagian besar memperoleh makanan dari memangsa makhluk lainnya, tetapi beberapa spesies bergantung dengan endosimbiosis dan menyerap nutrisi terlarut.
Spesies pemangsa menggunakan knidosit pada tentakel. Knidosit ini mengandung knida (en: cnidae), yaitu organel seperti kapsul yang dapat "meledak" keluar. Organel inilah yang membuat filum ini diberi nama Cnidaria. Knida khusus yang mengandung benang penyengat disebut dengan nematosista (en: nematocysts), yang dapat menembus dinding tubuh mangsa Cnidaria, dan menyuntikkan enzim (racun) untuk mencerna mangsa. Racun pada beberapa spesies Cnidaria bahkan lebih mematikan daripada bisa ular kobra. [3]
Ketika mangsa sudah berada dalam rongga pencernaan, sel-sel kelenjar pada gastrodermis mengeluarkan enzim yang menguraikan mangsa menjadi bubur (biasanya dalam beberapa jam). Kemudian sel-sel gastrodermis mulai menyerap nutrisi. Sirkulasi nutrisi digerakkan oleh arus air yang dihasilkan oleh silia gastrodermis, oleh gerak otot, atau keduanya. Sisa mangsa yang tidak dapat dicerna dikeluarkan melalui mulut (sehingga mulut Cnidaria sebetulnya juga adalah anus). Kemudian kotoran sisa proses internal sel (amonia) dikeluarkan dengan arus air internal dan eksternal.
Reproduksi dan Siklus Hidup Cnidaria
Cnidaria dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual Cnidaria sebagian besar dilakukan dengan bertunas (budding). Reproduksi aseksual ini biasanya terjadi pada bentuk polip. Sedangkan reproduksi seksual terjadi pada bentuk medusa dewasa. Siklus hidup Cnidaria, khususnya Scyphozoa atau Aurelia (ubur-ubur) adalah: [5]
- Medusa dewasa memiliki gonad pada gastrodermis, dan menghasilkan ovum dan sperma.
- Pembuahan eksternal menghasilkan zigot yang berkembang menjadi larva bersilia (planula).
- Ketika planula menemukan media yang cocok, akan menempel dan berkembang menjadi polip muda (gambar nomor 1-8). Polip yang tidak/belum melakukan strobilasi disebut skifistoma (en: scyphistoma).
- Polip membentuk koloni dengan melakukan strobilasi, di mana banyak polip berbagi rongga perut yang sama (gambar nomor 9-10). Polip dalam bentuk ini disebut strobilus.
- Tahap berikutnya strobilus tersebut terlepas dan menjadi efira (en: ephyra) yang merupakan medusa muda. (gambar nomor 11)
- Efira berkembang menjadi medusa dewasa yang memiliki gonad. (gambar nomor 12-14)
Klasifikasi Filum Cnidaria
Filum Cnidaria terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelas Anthozoa dan subfilum Medusozoa (kelas Hydrozoa, Scyphozoa, dan Cubozoa). Anthozoa merupakan kelompok Cnidaria yang hanya memiliki bentuk polip dalam siklus hidupnya, baik soliter maupun berkoloni. Sebaliknya, Medusozoa merupakan kelompok Cnidaria yang memiliki bentuk medusa dalam siklus hidupnya. Berikut ini adalah perbandingan fitur pada empat kelas utama Cnidaria: [1][3][4]
Klasifikasi Filum Cnidaria
SUBFILUM | - | MEDUSOZOA | ||
---|---|---|---|---|
Kelas | Anthozoa | Hydrozoa | Scyphozoa | Cubozoa |
Jumlah Spesies | 6.100 | 3.600 | 228 | 42 |
Contoh | Anemon laut, hewan karang (coral) | Hydra, Obelia | Ubur-ubur (Aurelia) | Ubur-ubur kotak (Chironex fleckeri) |
Sel pada Mesoglea | ada | tidak | ada | ada |
Nematosista | ada | tidak | ada | ada |
Fase Medusa | tidak | ada pada beberapa spesies | ada | ada |
Jumlah Medusa per Polip | - | banyak | banyak | satu |
Sebagian besar Hydrozoa bergantian antara bentuk polip dan medusanya, sedangkan pada Scyphozoa dan Cubozoa sebagian besar hidupnya adalah dalam bentuk medusa. Perbedaan antara Scyphozoa dan Cubozoa adalah pada bentuk medusanya. Medusa pada Scyphozoa berbentuk mangkok, sedangkan medusa pada Cubozoa berbentuk kubus atau kotak.
Kutip materi pelajaran ini:
Kontributor Tentorku, 2016, https://www.tentorku.com/filum-cnidaria-bentuk-polip-medusa/ (diakses pada 21 Nov 2024).
Materi pelajaran ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada Tentorku di akun fb/twitter/google kami di @tentorku.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan pembahasan.