Elastisitas adalah suatu ukuran sensitivitas variabel terhadap perubahan variabel yang lain[1], sehingga elastisitas harga dari permintaan atau sering disebut juga dengan elastisitas harga permintaan (en: price elasticity of demand, ED) adalah ukuran seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta dari suatu barang merespon perubahan harga barang tersebut. Elastisitas harga permintaan dihitung menggunakan rumus persentase perubahan jumlah barang yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga barang tersebut.[2][3][4][5]
Daftar isi
Pelajaran ini membahas: (1) Cara menghitung elastisitas harga permintaan; (2) Menghitung elastisitas harga permintaan dengan metode nilai tengah; (3) Jenis-jenis elastisitas harga permintaan; dan (4) Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan.
Cara Menghitung Elastisitas Harga Permintaan
Di atas telah disebutkan bahwa elastisitas harga permintaan (ED) dihitung menggunakan rumus persentase perubahan jumlah barang yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga barang tersebut. Sehingga dengan menggunakan metode sederhana, terdapat dua buah komponen yang terlebih dahulu dihitung:
I. Persentase Perubahan Jumlah Barang yang Diminta
Persen perubahan jumlah barang yang diminta dihitung menggunakan rumus (metode sederhana):
%ΔQ = ((Q2 - Q1) / Q1) x 100%
II. Persentase Perubahan Harga Barang
Persen perubahan harga dihitung menggunakan rumus (metode sederhana):
%ΔP = ((P2 - P1) / P1) x 100%
Sehingga untuk menghitung elastisitas harga permintaan:
ED = %ΔQ/%ΔP
Contoh Soal dan Pembahasan
Misalnya diketahui mie instan pada titik A (harga Rp. 1000, jumlah barang yang diminta 250 unit) dan pada titik B (harga Rp. 1.200, jumlah barang yang diminta 150 unit). Berapakah elastisitas harga permintaan mie instan tersebut? Menurut kasus di atas, apakah mie instan merupakan barang yang elastis?
Pertama kita hitung persentase perubahan jumlah barang yang diminta (%ΔQ)
%ΔQ = ((150-250)/250) X 100% = -40%
Lalu kita hitung persentase perubahan harga (%ΔP)
%ΔP = ((1.200-1.000)/1.000) x 100% = 20%
Maka ED = %ΔQ/%ΔP = -40%/20% = -2
Perhatikan nilai negatif pada %ΔQ adalah nilai jika jumlah barang yang diminta berkurang, sebaliknya nilai positif pada %ΔQ adalah nilai jika jumlah barang yang diminta naik. Kemudian nilai negatif pada %ΔP adalah nilai jika harga turun, sebaliknya nilai positif pada %ΔP adalah nilai jika harga naik. Umumnya nilai elastisitas adalah negatif, hal ini disebabkan karena hubungan terbalik arah harga dan jumlah barang yang diminta. Ketika harga naik, umumnya jumlah barang yang diminta akan turun. Sebaliknya ketika harga turun, umumnya jumlah barang yang diminta akan naik. Harap diingat bahwa hubungan ini juga memiliki syarat ceteris paribus. Ketika nilai absolut elastisitas permintaan lebih besar dari 1, maka permintaan bersifat elastis (en: elastic demand).
Pada contoh di atas, kita menghitung elastisitas dari titik A ke titik B. Lalu bagaimana apabila dibalik dari titik B ke titik A?
- %ΔQ = ((250-150)/150) X 100% = 66,67%
- %ΔP = ((1.000-1.200)/1.200) x 100% = -16,67%
- ED = %ΔQ/%ΔP = 66,67%/-16,67% = -4
Perbedaan ini adalah alasan mengapa umumnya kita menggunakan metode nilai tengah untuk menghitung elastisitas, sehingga tidak terjadi perbedaan nilai ketika "arah" perhitungan dirubah.
Menghitung Elastisitas Harga Permintaan dengan Metode Nilai Tengah
Metode ini digunakan agar tidak terjadi perubahan nilai elastisitas ketika "arah" dirubah (perhatikan pembahasan sebelumnya). Sehingga apabila dihitung dari titik A ke B maupun B ke A, nilai elastisitasnya tidak berubah. Metode inilah yang umumnya lebih sering digunakan untuk menghitung elastisitas.
I. Persentase Perubahan Jumlah Barang yang Diminta
Persen perubahan jumlah barang yang diminta dihitung menggunakan rumus (metode nilai tengah):
%ΔQ = (Q2 - Q1) / ((Q1 + Q2)/2) x 100%
II. Persentase Perubahan Harga Barang
Persen perubahan harga dihitung menggunakan rumus (metode nilai tengah):
%ΔP = (P2 - P1) / ((P1 + P2)/2) x 100%
Sehingga untuk menghitung elastisitas harga permintaan:
ED = %ΔQ/%ΔP
Menggunakan contoh soal yang sama dari bagian sebelumnya, maka dari titik A ke B:
- %ΔQ = (150 - 250) / ((250 + 150)/2) x 100% = -50%
- %ΔP = (1.200 - 1.000) / ((1.000 + 1.200)/2) x 100% = 18,18%
- ED = %ΔQ/%ΔP = -50%/18,18% = -2,75
Dari titik B ke A:
- %ΔQ = (250 - 150) / ((150 + 250)/2) x 100% = 50%
- %ΔP = (1.000 - 1.200) / ((1.200 + 1.000)/2) x 100% = -18,18%
- ED = %ΔQ/%ΔP = 50%/-18,18% = -2,75
Hasilnya sama!
Jenis-Jenis Elastisitas Harga Permintaan
Terdapat lima jenis elastisitas permintaan, yaitu:
- Permintaan inelastis sempurna merupakan jenis elastisitas ketika nilai elastisitas sama dengan nol (0). Pada keadaan ini, perubahan harga tidak menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta.
- Permintaan inelastis merupakan jenis elastisitas ketika nilai absolut elastisitas kurang dari satu (<1). Pada keadaan ini, perubahan harga menyebabkan sedikit (lebih kecil) perubahan jumlah barang yang diminta. Misalnya 50% perubahan harga hanya menyebabkan 25% perubahan jumlah barang yang diminta.
- Permintaan elastis unit merupakan jenis elastisitas ketika nilai absolut elastisitas sama dengan satu (1). Pada keadaan ini, perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan rasio 1:1. Misalnya 10% perubahan harga menyebabkan 10% perubahan jumlah barang yang diminta.
- Permintaan elastis merupakan jenis elastisitas ketika nilai absolut elastisitas lebih besar dari satu (>1). Pada keadaan ini, perubahan harga menyebabkan banyak (lebih besar) perubahan jumlah barang yang diminta. Misalnya 10% perubahan harga menyebabkan 20% perubahan jumlah barang yang diminta.
- Permintaan elastis sempurna merupakan jenis elastisitas ketika nilai absolut elastisitas sama dengan tak hingga (∞). Pada keadaan ini, perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan ekstrim jumlah barang yang diminta. Misalnya pada harga batas gabah kering sama atau lebih kecil Rp. 5.000 petani, koperasi dapat menampung berapapun jumlah gabah. Namun bila terjadi perubahan harga di atas harga batas, koperasi tidak lagi mau menampung gabah (jumlah permintaan nol).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Terdapat beberapa faktor atau determinan yang mempengaruhi apakah permintaan bersifat elastis atau tidak, antara lain:
- Ketersediaan barang substitusi: permintaan suatu barang akan semakin elastis apabila terdapat lebih banyak barang substitusi (yang dekat). Sehingga ketika harga barang A naik, maka konsumen akan dengan mudah beralih ke barang B, C, atau D. Hal ini menyebabkan perubahan harga barang A akan mempengaruhi jumlah permintaan barang A.
- Porsi penghasilan yang digunakan untuk membeli suatu barang: semakin besar porsi penghasilan yang dikeluarkan untuk membeli suatu barang, maka semakin tinggi elastisitas permintaan barang tersebut. Misalnya siswa yang sebagian besar uang saku digunakan untuk membeli paket data, perubahan harga paket data akan mempengaruhi jumlah permintaan paket data tersebut.
- Tingkat kepentingan barang: semakin penting suatu barang, maka semakin rendah elastisitas permintaan barang tersebut. Misalnya penderita diabetes diharuskan menggunakan insulin tiga kali sehari. Perubahan harga insulin sedikit mempengaruhi jumlah permintaan insulin, karena mau tidak mau penderita tersebut tetap menggunakan insulin tiga kali sehari untuk bisa hidup sehat.
Kutip materi pelajaran ini:
Kontributor Tentorku, 2017, https://www.tentorku.com/elastisitas-harga-permintaan/ (diakses pada 21 Nov 2024).
Materi pelajaran ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada Tentorku di akun fb/twitter/google kami di @tentorku.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan pembahasan.